Tahun 2005
Sumber :http://www.bogasari.com/
Setelah sebelumnya pada periode krisis pasca bencana turut berpartisipasi secara aktif dengan mengirimkan dan mendistribusikan bantuan bahan makanan dan berbagai perlengakapan bertahan hidup kepada para korban tsunami dan gempa bumi di Aceh dan Sumatera Utara, Bogasari tetap menunjukkan solidaritasnya pada periode pasca krisis. Bekerja sama dengan Cooperative Bulk Handling (CBH) --Koperasi Logistik Pangan dari Australia Barat-- Bogasari berupaya membantu menghidupkan kembali perekonomian masyarakat Aceh dengan memberikan bantuan teknis dan pinjaman permodalan tanpa bunga bagi sejumlah pengusaha kecil dan menengah (UKM) berbasis tepung di Banda Aceh dan sekitarnya. Usaha para UKM itu umumnya terhenti sama sekali karena lokasi usaha berikut berbagai alat produksi dan modal mereka ludes tersapu tsunami atau rusak berat akibat gempa bumi di akhir tahun 2004 lalu.
Pada tahap awal, bantuan senilai AUS$20,000 dan Rp 100 juta rupiah itu disalurkan dalam bentuk dana bergulir (revolving funds) tanpa bunga yang pada periode awal ini diberikan bagi 40 UKM di Banda Aceh dan sekitarnya. Sebagian besar bantuan tersebut dibelikan sejumlah alat-alat produksi bagi para UKM yang akan dicicil tanpa bunga selama setahun. Alat-alat produksi itu antara lain berupa 23 gerobak bagi para penjaja mie aceh, 12 gerobak sorong bagi para penjaja mie bakso dan mie ayam, 3 mixer, 3 mesin pembuat mie, dan lain-lain.
"Dengan mekanisme dana bergulir diharapkan lebih banyak lagi UKM di Aceh yang dapat merasakan bantuan ini. Kami berharap bantuan ini dapat membangkitkan kembali semangat para pengusaha untuk kembali membangun usahanya," ujar Rhys Ainsworth, Executive Manager Corporate Affairs CBH pada penyerahan bantuan secara simbolis yang berlangsung di Pendopo Anjung Mon Mata, Banda Aceh, 10 Agustus 2005 lalu.
Lebih lanjut, Agus Budi Wasono, Senior Vice President Human Resource Bogasari, menambahkan bahwa juga diberikan bantuan berupa uang tunai masing-masing sebesar Rp 250.000 bagi para penjaja mie aceh, mie bakso dan mie ayam sebagai modal awal untuk memulai kembali usahanya yang sempat terhenti. Baik alat-alat produksi maupun modal awal itu merupakan pinjaman lunak tanpa bunga yang harus dicicil oleh para penerima bantuan. "Bogasari dan CBH memberikan subsidi yang besarnya bervariasi dari 20% hingga 50% dari harga alat-alat produksi itu untuk meringankan beban cicilan para penerima bantuan. Namun kami mengharapkan pinjaman itu dapat dibayar tepat pada waktunya agar dapat memberikan dampak berlipat ganda (multiplier effect) bagi para UKM lainnya yang dapat kesempatan ini belum memperoleh bantuan," katanya.
Untuk mengelola proses pengembalian pinjaman lunak itu, Bogasari dan CBH bekerja sama dengan sejumlah mahasiswa dari Universitas Syah Kuala. Mereka bukan saja akan berkeliling untuk memantau perkembangan pemanfaatan bantuan tersebut namun juga akan memberikan bantuan konsultasi usaha bagi para UKM penerima bantuan.
Bogasari pun telah menggelar pelatihan pembuatan berbagai kue jajan pasar bagi 60 orang ibu rumah tangga dari sejumlah lokasi pengungsian di sekitar Banda Aceh. Pelatihan yang difasilitasi oleh para baker dari Bogasari Baking Center Medan itu berlangsung pada 7 - 10 Juni 2005 lalu di SMK 3 Banda Aceh. Selain pelatihan para ibu rumah tangga itu juga menerima bantuan berupa mixer dan dandang kukus agar mereka dapat segera mulai membuka usahanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar