02 Juni 2008

MDGs dan CSR untuk Pesisir, Mengapa Tidak

Tanggal : 13-05-2008
Sumber : http://www.kr.co.id/web/detail.php?sid=163099&actmenu=39


Oleh : Djoko Rahardjo, Staf Pengajar pada Fakultas Biologi, UKDW dan Sekjen Forum Mitra Bahari Regional Center Prop DIY


Secara faktual masyarakat yang tinggal di pesisir dan kepulauan belum atau tidak merasakan ‘public service’ yang memadai, selain karena aksesibilitas yang sulit dan jauh dari sentra-sentra pemerintahan, juga karena persfektif yang digunakan dalam pembangunan masih menggunakan paradigma daratan. Sehingga kelautan tidak dipandang sebagai prioritas pembangunan. Padahal bila ditinjau dari perspektif historis, geografis, sosial, budaya, politik maka pembangunan kelautan semestinya menjadi mainstreamingpembangunan nasional. Paradigma keliru inilah yang menjadi kelemahan proses pembangunan kelautan, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pemantauan sampai pada pengendalian.
Telah banyak program juga yang dilaksanakan ke pesisir, namun terlihat masih sektoral sehingga belum mampu memberikan manfaat secara signifikan karena bias sasaran, sarat kepentingan sesaat, dan tidak menyentuh kepentingan substansial masyarakat pesisir. Akhirnya fasilitas pembangunan seperti air bersih, listrik, sekolah dan sebagainya yang semestinya juga menjadi hak dasar bagi masyarakat pesisir, cenderung menjadi barang mewah yang tidak terbeli. Lebih ironis lagi, banyak kebijakan pemerintah, seperti pencabutan subsidi minyak, kenaikan harga barang dll, secara telak memberi implikasi dan semakin memperburuk kondisi masyarakat pesisir. Dengan kondisi demikian tidaklah heran bila tingkat kemiskinan di pesisir justru semakin bertambah baik dalam aspek kualitas maupun kuantitas.


Urgensi MDGs di Pesisir
MDGs atau Millennium Development Goals, merupakan komitmen global pengurangan kemiskinan yang telah ditandatangani oleh 189 negara termasuk Indonesia pada tahun 2000 silam. Ada delapan target MDGs yaitu 1). Pengentasan Kemiskinan dan kelaparan, 2).Penuntasan Pendidikan Dasar, 3). Kesetaraan Gender dan Penguatan Peran Perempuan, 4). Penurunan Tingkat Kematian Bayi, 5). Peningkatan Kesehatan Ibu, 6). Penanggulangan HIV/AIDS dan penyakit menular dan Berbahaya lainnya, 7). Memastikan Keberlanjutan Lingkungan Hidup, dan 8). Kemitraan Global untuk Pembangunan.
Sejak deklarasi MDGs, kata kemiskinan sering diucapkan dan program-program dengan label ‘kemiskinan’ di Indonesia semakin menjamur dengan biaya yang sangat besar. Sayangnya banyaknya program dan besarnya dana yang telah digulirkan tidak berbanding lurus dengan pengurangan angka kemiskinan dan target-target MDGs lainnya. Lebih ironis lagi Indonesia termasuk negara terendah pencapaian indikator MDGs di Asia Pasifik. Tanpa bermaksud menyalahkan pihak manapun, pembenahan mutlak harus dilakukan sesegera mungkin. Sepintas terkesan bahwa selama ini MDGs terlalu eksklusif dan susah dipahami, belum lagi program-program yang dijalankan masih menggunakan pendekatan sektoral, tidak fokus dan yang selalu menjadi masalah krusial adalah program tidak berbasis informasi mutakhir.
Hal lain adalah gerakan anti kemiskinan banyak diarahkan pada kawasan perkotaan atau daerah yang padat penduduknya, sehingga kaasan pesisir dan pulau pulau kecil selalu menjadi pilihan terakhir bahkan dilupakan. Dengan situasi ini, kemiskinan merupakan buah dari proses pemiskinan secara yang sadar atau paling tidak telah dilakukan berpuluh-puluh tahun. Padahal jumlah penduduk yang berdiam di wilayah pesisir dan kepulauan cukup besar dan lebih dari separuhnya adalah masyarakat yang miskin.


MDGs dan CSR
Pencapaian target-target MDGs dibutuhkan sinergi dan integrasi multistakeholder (pemerintah, swasta dan masyarakat) dengan mobilisasi berbagai sumberdaya yang dimilikinya secara tepat dan efisien. Pihak swasta dalam hal ini perusahaan, mempunyai tanggung jawab sosial melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Setiap aktivitas usaha tidak dapat terlepas dari masyarakat baik pada lingkup kecil di sekitar lokasi usaha dan lingkup lebih luas masyarakat Indonesia. Sehingga dalam pengembangan usaha tidak hanya sekedar memenuhi aspek ekonomis (profit), legal, etis namun juga mempunyai tanggung jawab sosial untuk membantu masyarakat keluar dari kemiskinan dan permasalahan lingkungan lainnya.
Untuk menghindari bias-bias pelaksanaan CSR dari sekadar hanya menjalankan kewajiban, tebar pesona dll sehingga tidak tepat sasaran, tepat guna dan tidak berkelanjutan, maka perlu mengintegrasikan program CSR kedalam upaya pencapaian target-target MDGs.

Peran Mitra Bahari
Percepatan pencapaian target-target MDGs memerlukan keterpaduan program, kebijakan dan kegiatan dari semua unit kerja di pemerintahan, pihak swasta atau usaha dan masyarakat, sehingga diperlukanpola kemitraan antar multi stakeholder yang diharapkan mampu menciptakan terwujudnya keterpaduan, keserasian dan sinergisme dalam pengelolaan sumberdaya masing-masing stakeholder. Tanpa kemitraan, setiap upaya betapapun bagusnya cenderung hanya akan menjadi ritual atau seremoni kecil yang paling tinggi akan melahirkan liputan dan sebuah output temporer, sehingga tidak berkelanjutan, tidak komprehensif dan sektoral serta berujung pada tumpang tindihnya program atau inefisiensi.
Mitra Bahari adalah sebuah forum kerja sama antara pemerintah (pusat dan daerah), perguruan tinggi, masyarakat dan dunia usaha dapat memainkan peran sebagai wahana utama mempertemukan antar stakeholder guna membangun dialog dan kemitraan secara efektif dalam rangka pencapaian MDGs di pesisir. Dengan terbentuknya kesepahaman dan kemitraan, maka langkah-langkah strategis perlu segera dilakukan untuk pemetaan status atau profile MDGs Pesisir, penyusunan Rencana Strtegi MDGs, program aksi serta monitoring dan evalusinya.
Untuk mendorong implementasi renstra, keterpaduan, keserasian dan sinergi agar target-target MDGs dapat tercapai secara sistematis dan efisien perlu dibentuk forum MDGs pesisir yang berfungsi sebagai media komunikasi dan informasi para pihak, sebagai media untuk pendampingan, fasilitasi dan mediasi serta melakukan advokasi dalam pencapaian target-target MDGs. q - c. (3743-2008)

10 Maret 2008

Bantuan atas Bencana Alam

Sumber : http://www.rekayasa.com/csr/community/index.php?page=disaster

Sebagai bagian dari Bangsa Indonesia, REKIND merasa sangat prihatin terhadap bencana alam yang terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta dan beberapa daerah Indonesia lainnya. Kepedulian ini diwujudkan oleh karyawan REKIND yang secara spontan memberikan sumbangan berupa dana, susu, makanan, maupun barang-barang lainnya yang dibutuhkan oleh para korban bencana tersebut melalui Posko Bantuan Bencana Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terjadi pada tahun 2006 kemarin. Posko bantuan yang dikoordinir oleh Divisi Property & Office Management REKIND, dalam waktu singkat telah berhasil mengumpulkan dana sumbangan sejumlah Rp84.670.000 dan sejumlah titipan barang yang berasal dari Sevilla School, Jakarta dan beberapa pihak di luar REKIND lainnya. Selain bantuan tersebut, khusus untuk bencana gempa di DI Yogyakarta dan
Jawa Tengah, REKIND juga telah menurunkan Tim Relawan yang terdiri dari karyawan REKIND untuk secara langsung membantu dan menyalurkan bantuan kepada para saudara kita yang sedang dilanda musibah tersebut.

Kegiatan diatas merupakan reaksi spontan daripada seluruh karyawan dan jajaran manajemen REKIND yang turut prihatin atas musibah gempa yang telah merenggut ribuan jiwa dan memberikan dampak destruktif yang cukup signifikan terhadap gedung dan bangunan yang berada di daerah tersebut.

Bina Lingkungan - Pupuk Kaltim

Sumber : http://www.pupukkaltim.com/index.php?co=f403

Program Bina Lingkungan termasuk kedalam kegiatan comdev yang meliputi bantuan bencana alam, pendidikan, kesehatan, sarana umum, sarana peribadatan, serta olahraga dan seni.

Seperti juga Program Kemitraan, dana Bina Lingkungan diperoleh dari 1% laba perusahaan setelah dipotong pajak dan pelaksanaannya diatur oleh SK Meneg BUMN.

Adapun realisasi dana Bina Lingkungan selama tahun 2004 adalah Rp. 3,413 milyar yang terdiri dari: bidang pendidikan masyarakat sebesar Rp. 1,04 milyar (pemberian beasiswa bagi siswa SD hingga perguruan tinggi di Kaltim serta perbaikan sejumlah sarana pendidikan dan sekolah di Bontang); sarana dan prasarana umum (pengerasan jalan, pembangunan sarana olahraga, posyandu dan sebagainya) sebesar Rp. 419,3 juta; bantuan sarana ibadah sebesar Rp. 542 juta; serta bantuan kesehatan masyarakat sebesar Rp. 319,2 juta.

Kepedulian dibidang pendidikan ditunjukan melalui pembangunan 10 Rumah Baca di berbagai daerah, khususnya pada daerah yang termasuk wilayah distribusi PT Pupuk Kaltim, antara lain di Bontang, Makassar, Jawa Barat, Jawa Timur, juga di Kalsel. Total dana pembangunan Rumah Baca adalah Rp. 1,773,641,138.


Pikiran Rakyat - TELKOM Cianjur Latih Internet 250 Pelajar

Sumber: http://www.telkom.co.id/telkom-peduli/kegiatan-pendidikan-budaya-olahraga/pikiran-rakyat-telkom-cianjur-latih-internet-250-pelajar.html

Asyiknya para pelajar SMP dan SMU se-Cianjur yang berjumlah 250 pelajar mengikuti pelatihan sehari Jurnalistik dan Internet Speedy diperlihatkan dengan antusias dan penuh motivasi untuk terobsesi menjadi jurnalis. Harian Pikiran Rakyat (PR) dengan TELKOM Cianjur melakukan kerjasama dalam mewujudkan kualitas pendidikan dan meningkatkan wawasan pelajar SMP, SMU se- Cianjur dengan menggelar pelatihan tersebut yang dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2007 bertempat di Aula SMU Negeri 1 Cianjur yang sekaligus sebagai penyelenggara.

Direktur Pemasaran PR Januar P.Ruswita dalam sambutannya memaparkan Misi PR yaitu sebagai Lembaga Pers, Lembaga Bisnis dan Lembaga Sosial. Dalam hal sosial ini PR ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa melalui media yang sudah begitu jauh bergerak cepat dari multi media berubah menuju Close Media yang terdiri dari Media Cetak, Media Elektronik, Media Internet dan Media Seluler.

Melalui pelatihan ini diharapkan menimbulkan minat baca, ungkap Januar. Sekarang melalui internet, minat baca dibandingkan dengan Thailand yang sudah 2 juta eksemplar, disini baru 400 ribu per hari, apalagi dengan negara Asia lainnya seperti Singapur, India, demikian ungkap Januar. Dikatakan lebih lanjut oleh Januar bahwa untuk memunculkan talenta jurnalis dari siswa ini yang nantinya bisa menggali potensi-potensi Cianjur dikenal diluar baik via internet maupun cetak

Begitu pula apa yang dikatakan GM. Kandatel Cianjur Muhamad Khamdan dalam memberikan sambutannya, TELKOM mempunyai program Peduli Pendidikan yang secara konsisten terus memberikan sumbangsihnya bagi peningkatan kualitas pendidikan melalui IGTS. Sejalan dengan Pemda dan Sinergi dengan PR, artinya kita sama-sama punya tanggung jawab membangun dan mencerdaskan masyarakat Cianjur, dan TELKOM punya tantangan tersendiri yaitu saat ini di Cianjur masih 1 % akses neternya dari 2 juta penduduk dan melalui forum ini semoga semakin meningkatkan minat baca, demikian ungkap Khamdan mengakhiri sambutannya.

Puluhan Sekolah Ramaikan Lomba Ramadhan Bersama TELKOM

Sumber: http://www.telkom.co.id/telkom-peduli/kegiatan-keagamaan/puluhan-sekolah-ramaikan-lomba-ramadhan-bersama-telkom.html

“Andai ku tahu ini adalah Ramadhan terakhirku, maka kan selalu kupanjatkan doa padamu. Andai ku tahu Ramadhan ini adalah Ramadhan terakhirku, maka tak ingin kulalui setiap malamku tanpa menyebut nama MU.”

Sepenggal puisi yang dibacakan salah satu peserta lomba “Ramadhan Bersama TELKOM” garapan Kandatel Kaltim Selatan (Balikpapan), dilaksanakan Selasa (25/09) pagi, di ruang rapat C2SE. Lomba ini sengaja digelar dalam rangka bulan suci Ramadhan sekaligus dirangakai untuk memperingati Hari Bhakti POSTEL tanggal 27 September 2007.

Lomba Ramadhan Bersama TELKOM mempertandingkan beberapa lomba seperti ; Lomba Murothal, Lomba Adzan dan Lomba Puisi. Tingkat SD dan SLTP se- Balikpapan, yang diikuiti tidak kurang dari 44 sekolah dengan jumlah peserta sebanyak 264 orang yang akan memperebutkan Tropy GM Kandatel Kaltim Selatan beserta piagam dan uang tunai. Minat masyarakat untuk mengikuti lomba ini ternyata luar biasa, panitia terpaksa menolak sebagaian peserta karena target panitia telah terpenuhi sebelum patas waktu pendaftaran ditutup.

GM Kandatel Kaltim Selatan, Dwi Kurniawati disela-sela acara mengatakan, kegiatan ini sengaja digelar dibulan suci Ramadhan selain untuk promosi juga untuk mendekatkan TELKOM dengan masyarakat.”Jika selama ini kita berbuka puasa hanya sekitar lingkungan karyawan maka untuk Ramadhan kali ini kita akan mengajak masyarakat sekitar untuk berbuka puasa bersama dan Sholat Tarawih bersama, sehingga tali silaturrahmi semakin kuat terjalin antara masyarakat dengan TELKOM,”. Terang Dwi biasa Ia disapa.

Puncak dari seluruh kegiatan lomba akan dilaksanakan dengan menggelar Tablik Akbar pada tanggal 27 September 2007 sekaligus penyerahan hadiah para pemenang lomba dan buka puasa bersama dengan panti asuhan dan masyarakat sekitar dengan menghadirkan penceramah KH. Syarwani Zuhri pengasuh Pondok Pesanteren Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari KM 19.

“Pada acara Tablik Akbar tersebut akan kita berikan santunan kepada anak-anak panti asuhan sebanyak 200 anak, juga diberikan beasiswa kepada 100 anak lanjutan program Kembalikan Senyum Mereka yang beberapa waktu lalu telah diseresmikan Dirut TELKOM, dengan memanfaatkan moment bulan Ramadhan ini untuk beribadah, meningkatkan iman dan taqwa juga untuk menjalin hubungan yang kuat dengan masyaraklat sekitar,” tambah Dwi

Fahrul, Kelas II SMPN 1 Balikpapan

“Saya senang mengikuti lomba ini karena dilaksanakan di bulan Ramadhan selain mengisi waktu liburan juga untuk mengasah kemampuan Adzan saya, mudah-mudahan bisa juara karena yang ikut bagus-bagus semua,” harap Fahrul Juara II Lomba Adzan tingkat Kecamatan 2004 lalu.

Zainah, Guru SDN 001

“Kami para guru sangat antusias mengikutkan murid-murid untuk kegiatan seperti ini selain mengisi waktu libur mereka dengan hal yang bermanfaat juga sebagai ajang untuk mengembangkan bakat yang mereka miliki, kami berharap lomba seperti ini diadakan tiap tahun. Walaupun persiapan anak-anak hanya dua hari saya optimis mereka bisa juara, ucapan terima kasih kami sampaikan untuk TELKOM atas kepeduliannya terhadap dunia pendidikan,” terang Zainah mewakili guru yang lain.

TELKOM Kalteng Kucurkan Dana UKM

Sumber: http://www.telkom-indonesia.com/telkom-peduli/pembinaan-usaha-kecil/telkom-kalteng-kucurkan-dana-ukm.html

TELKOM sebagai perusahaan telekomunikasi yang masih milik Indonesia tidak hanya profit oriented semata, tetapi mempunyai kepedulian sosial melalui program peduli pendidikan, kesehatan dan peningkatan taraf perekonomian melalui pinjaman modal kepada usaha kecil dan menengah (UKM). Program penyaluran bantuan untuk UKM yang dilakukan TELKOM patut di contoh oleh instansi pemerintah yang lain ataupun pihak suasta.

Demikian dikatakan Gubernur Kalimantan Tengah – A. Teras Narang saat menyampaikan sambutan penyerahan bantuan pinjaman uang kepada 79 pengusaha kecil dan menengah. Kompleksnya permasalahan yang dihadapi pemerintah Propinsi ataupun Kabupaten dalam memberdayakan ekonomi masyarakat tidak dapat dapat dikerjakan sendiri, ujarnya. Saya atas nama pemerintah Propinsi Kalimantan Tengah mengucapkan terikasih untuk TELKOM yang telah peduli dengan peningkatan perekonomian rakyat, ungkapnya.

Sementara itu GM TELKOM Kalimantan Tengah - Suherman dalam laporannya menyampaikan jumlah bantuan pinjaman modal kerja bagi pengusaha kecil, menegah/ koperasi untuk Triwulan III/2007 ini sebesar Rp 1,3 Milyar bagi 79 mitra binaan. Sedangkan alokasi anggaran tahun 2007 sebesar Rp 4,2 Milyar yang merupakan alokasi terbesar bila dibanding Propinsi lainnya di Kalimantan. Total pinjaman yang sudah diserahkan untuk tahun 2007 sampai dengan Triwulan ke III ini sebesar Rp 3,3 Milyar dengan jumlah mitra binaan sebanyak 253 orang.

Salah satu tujuan dari program ini adalah sebagai upaya mendukung pilar kebijakan Propinsi Kalimantan Tengah, dimana salah satu prioritasnya adalah memberdayakan ekonomi yang berbasis kerakyatan. Mengingat berbagai keterbatasan yang dimiliki TELKOM Kalteng dalam penyaluran bantuan pinjaman modal ini, Suherman berharap masukan dari pemerintah daerah khususnya instansi teknis terkait, agar program ini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat maka kecenderungan penggunaan sarana telekomunikasi juga akan meningkat, kata Suherman.

TELKOM kembangkan CSR bersama Pundi Amal SCTV

Sumber: http://www.telkom-indonesia.com/telkom-peduli/kegiatan-sosial/telkom-kembangkan-csr-bersama-pundi-amal-sctv.html

TELKOM Community Development Center (TCDC) berkolaborasi dengan Corporate & Marketing Communications PT. TELKOM menyambut baik ajakan kerjasama dengan stasiun Televisi Swasta SCTV, untuk program CSR dengan memanfaatkan eksistensi Pundi Amal SCTV sebagai bentuk kepedulian (Social Responsibility) pengusaha Swasta Nasional kepada komunitas lingkungannya.

Bertempat di Meetingroom CMC Lantai I Gedung Kantor Korporat PT. TELKOM Jalan Japati 1 Bandung, Kamis (5/7) berlangsung Deal meeting antara AVP. External & Community Relations Dodi. M. Gozali, Manager CDC Divre II Jakarta Harmon Yero, Manager CDC Divre III yang diwakili Officer Luluk Wahyudi dan Manager Bina Lingkungan TCDC M. Atang, sedangkan dari SCTV hadir Senior Manager Public Relations Budi Darmawan, Ketua Yayasan Pundi Amal SCTV Ari Sampurno dan Irna.

Mengawali meeting AVP. ECR Dodi. M. Gozali menegaskan bahwa SCTV memiliki Pundi Amal SCTV untuk maksud pengembangan CSR, sementara TELKOM melalui CDC memikul tanggung-jawab untuk hal yang sama, untuk itulah sambung Dodi, sejalan SCTV akan menggelar program CSR di lingkungan TELKOM, ada baiknya TELKOM mengambil sisi manfaat bermodalkan Good Relationship dan Good Partnership dengan pihak SCTV, menurutnya kegiatan Donor Darah di lingkup TELKOM memang telah berjalan dan menjadi agenda tetap kegiatan Sosial Kemanusiaan, masalahnya adalah bahwa apa yang dilakukan TELKOM selama ini jarang sekali terexpose ataupun dikemas menjadi kegiatan yang menarik dan bervariasi, dengan ajakan SCTV diharapkan Dodi akan merubah paradigma kegiatan yang terkesan monoton menjadi lebih dinamis dan terencana.

Sementara menurut Ari Sampurno dalam meniti usianya ke-17 SCTV menggelar program besar Karnaval SCTV, melalui Yayasan Pundi Amalnya akan menggelar serangkaian kegiatan satu diantaranya adalah Aksi Donor Darah secara Massal dan dengan peserta cukup banyak, kepada TELKOM Ari berkeinginan untuk bersama membangun CSR melalui pengerahan sumber daya maupun dana secara bersama-sama meng-goalkan program aksi dimaksud di 4 Kota masing-masing Bandung, Semarang, Jogjakarta dan Malang, dengan jadual untuk Bandung akan digelar di Gedung Kantor Korporat, tanggal kepastiannya antara 19-20 Juli 2007, Semarang 28-29 Juli 2007, Jogjakarta 4-5 Agustus dan Malang tanggal 11-12 Agustus 2007, sedangkan jadual aksi Donor Darahnya sendiri menurut Senior Manager PR SCTV Budi Darmawan setiap lokasi akan mendapat jatah pengambilan darah semala 2 hari mulai pukul 10.oo hingga 14.oo WIB dengan target 500 pendonor, untuk itulah Budi menjanjikan akan menampilkan running text dalam setiap program siaran SCTV agar public mengetahui dan dapat tergerak untuk berpartisipasi.

Masalah teknis pelaksanaannya, sebagaimana yang selama ini dijalankan SCTV maupun TELKOM, kepada para pendonor diberikan cinderamata berupa t’shirt dan konsumsi, untuk handeling permasalahan ini, disepakati SCTV bersama TELKOM akan menanggungnya secara bersama-sama

07 Maret 2008

Telkom Raih CSR Award 2005

Tanggal : 25 Desember 2008
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TELKOM) mendapatkan pernhargaan Corporate Social Rensonsibility (CSR) Award 2005 sebagai Terbaik Kedua untuk Bidang Usaha Jasa (service). Penghargaan ini diselenggarakan oleh lembaga-lembaga dengan kredibilitas baik dan bersifat independen yang terdiri dari Majalah SWA, PT Surindo Utomo, Markplus & Co, dan Corporate Form for Community Development (CFCD). Direktur SDM TELKOM John Welly mewakili TELKOM menerima penghargaan tersebut pada malam penganugerahan di Grand Ballroom Hotel Four Seasons Jakarta pada 20 Desember 2005 lalu. Kegiatan malam penganugerahan itu dihadiri pula oleh Meneg BUMN Sugiharto dan Menko Kesra Aburizal Bakrie. Posisi Terbaik Pertama diraih oleh Citigroup Indonesia, sedangkan Terbaik Ketiga diraih oleh PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia.

Sejak Triwulan IV/2001, TELKOM mengelola dana pembinaan usaha kecil yang dialokasikan dari bagian laba TELKOM. Dana itu disalurkan kepada mitra binaan melalui Proyek Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) yang saat ini berubah nama menjadi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dibawah koordinasi Unit TELKOM Community Development Centre. Hingga Triwulan III/2005, telah disalurkan dana kepada 21.793 mitra binaan di seluruh Indonesia dengan total anggaran sebesar Rp 298,05 miliar. Sepanjang tahun 2005 hingga triwulan III ini TELKOM CDC menyalurkan Rp 83,65 miliar untuk Program Kemitraan dan Rp 15,01 miliar untuk Program Bina Lingkungan. Program Kemitraan merupakan salah satu bentuk pelaksanaan good corporate citizenship untuk meningkatkan usaha ekcil agar menjasi tangguh dan mandiri. Penyaluran dana sepanjang tahun ini meliputi kemitraan bidang jasa (32,34%), perikanan (3,83%), peternakan (4,19%), pertaqnian (2,28%), perdagangan (35,10%), industri (18,93%), dan lail-lain(3%). Sesuai dengan tujuannya, mitra binaan juga mendapat pendampingan usaha sehingga ternyata mampu melakukan pengembalian dana bergulir mencapai 87%.

06 Maret 2008

INVESTASI SOSIAL YANG MENUMBUHKAN USAHA KECIL

Sumber: http://www.antam.com/News/Publications/AR/annual%20report%202006/SR/ID/involving/communities.html


Melalui konsultasi kami yang berkesinambungan serta keterlibatan kami sejak tahun 1992 dengan pemerintah daerah dan masyarakat, kami mampu membentuk jaringan kerja bersama 2.039 mitra binaan berskala kecil dan menengah yang tersebar di 9 propinsi. Program kerja sama ini mengalami kemajuan selama tahun 2006 dan tingkat pengembalian pinjaman kami naik hingga mencapai 60%. Hal tersebut merupakan bukti bahwa sistem pengawasan kami dan perkembangan mitra binaan kami sangat positif dan kami masih berupaya melakukan yang terbaik di masa yang akan datang.

Kami kini sedang berupaya membentuk Asosiasi Pengusaha Skala Kecil dan Menengah Antam pada bulan Agustus 2007. Asosiasi ini memiliki prospek yang bagus dan dengan terbentuknya asosiasi ini, kami berharap badan usaha kecil dan menengah bisa membentuk jaringan kerja ekonomi yang saling mendukung dalam aspek teknis dan manajerial sehingga bisa tumbuh bersama-sama Antam. Tujuan utama kami dengan adanya keterlibatan asosiasi 2.039 mitra binaan, kami dapat meningkatkan kapasitas mereka sejalan dengan program-program CSR di masa akan datang yang mengarah pada tatanan masyarakat yang lebih efisien dan produktif serta pada aktivitas pengembangan ekonomi dengan dampak yang berkelanjutan. Walaupun saat ini kami sedang memfokuskan pada peningkatan mutu asosiasi ini, kami masih akan berupaya mengembangkan asosiasi ini dengan mengajak pengusaha-pengusaha baru dan memanfaatkan asosiasi ini sebagai “mesin pertumbuhan” dalam program-program pengembangan yang berkelanjutan dengan stakeholders lokal kami.


Corporate Social Responsibility - Indofarma

Sumber : http://www.indofarma.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=16&Itemid=112

KOMUNITAS sosial, terutama di sekitar pabrik dan kantor, merupakan stakeholder yang sangat penting untuk masa depan sebuah perusahaan. Karena itu, Indofarma selalu berupaya mengidentifikasikan diri sebagai bagian dari komunitas sekitar. Salah satu caranya adalah melalui kegiatan community development.

Indofarma selalu menyisihkan dana untuk menjalankan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL, dulu bernama PUKK atau Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi). Untuk Program Kemitraan, sampai dengan 31 Desember 2005, realisasi dana yang tersalur mencapai Rp783 juta dalam bentuk pinjaman modal, pinjaman khusus, dan hibah ke 691 Mitra Binaan.

Sejak 1989, PT Indofarma (Persero) Tbk. telah melakukan pembinaan terhadap 1.129 Mitra Binaan. Di antara Mitra Binaan, 782 bergerak di bidamg bidang perdagangan dan sisanya di bidang industri manufaktur (44), jasa (49), pertanian, (88), peternakan (8), perikanan (1), dan Iain-Iain (dalam bentuk koperasi, 15). Sampai dengan 31 Desember 2005,438 Mitra Binaan telah selesai dibina.

Sementara itu, untuk Program Bina Lingkungan, pada 2005 Indofarma memberikan bantuan obat-obatan senilai Rp418,23 juta. Kegiatan sosial lain yang dilakukan Indofarma adalah pemberian bantuan alat kesehatan dan MP ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) untuk keluarga pra-sejahtera. Selain itu, Perusahaan juga memberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat.

Selain itu, pada 2005 Indofarma juga memberikan beasiswa sebesar Rp11,475 juta kepada 29 murid SD, SLTP, dan SLTA.

Indofarma sebagai entitas bisnis tidak hanya mementingkan pencapaian kinerjanya namun juga memperhatikan dan peduli terhadap masyarakat secara umum. Hal ini mengingat bahwa masyarakat merupakan salah satu stakeholder Indofarma dan mempunyai hubungan kepentingan yang bersifat timbal balik. Hubungan tersebut perlu diibina dalam suatu Prograrrt Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Program ini juga merupakan salah satu perwujudan dari pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik terutama dengan adanya rasa tangung jawab sosial perusahaan.

Pendanaan PKBL berasa! dari penyisihan laba setelah pajak sebesar 1%-3% untuk program kemitraan dan maksimal 1% untuk program bina lingkungan berdasarkan keputusan RUPS. Sampai akhir tahun 2006 melalui program PKBL, Indofarma telah menyalurkan dalam bentuk pinjaman modal secara kumulatif sebesar Rp 122,31 miliar kepada 173 unit mitra binaan, hibah kemitraan sebesar Rp 1,32 miliar dan hibah bina lingkungan sebesar Rp 2,53 miliar sertta berpartisipasi dalam penjaminan Kredit Usaha Mikro Layak Tanpa Agunan (KUMLTA) pada Bank Mandiri sebesar Rp. 1,03 miliar.

Keefektifan penyaluran dana dalam PKBL dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 berturut-turut sebesar: 70,83%, 62,15% dan 76,54%. Sedangkan tingkat kolektibilitas PKBL dalam bentuk pinjaman modal dari tahun 2004 sampai dengan 2006 berturut-turut sebesar 24,95%, 19.50% dan 29,03%. Penurunan kedua indikator di atas yang terjadi di tahun 2005 karena sebagian dana PKBL disalurkan melalui penjaminan KUMLTA di Bank Mandiri.

Corporate Social Responsibility Bank Niaga 2007

Sumber : http://www.bankniaga.com/index.asp?lang=1&chl=1&idm=7&idsm=10&id=&idsc=&preview=0

Bank Niaga Bantu Korban Banjir

Jakarta, 5 Februari 2007 - Bank Niaga menyerahkan bantuan senilai Rp 100 juta bagi korban banjir di beberapa wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Bantuan yang diserahkan oleh Bp. Hashemi Albakri, CEO dan Bp. Dato Halim Muhammat, Komisaris tersebut diantaranya disalurkan melalui Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA) Universitas Indonesia dan beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat yang digunakan untuk menolong dan mengevakuasi para korban.

Bank Niaga Kembali Serahkan Bantuan Pasca Banjir

Bekasi, 3 Maret 2007 - Bank Niaga kembali serahkan bantuan dana sebesar Rp 52.333.500,- kepada korban banjir melalui Global Rescue Network di salah satu Posko Mapala UI-Niaga Peduli Bekasi Utara yang penyerahannya dilakukan oleh C. Heru Budiargo, Direktur Bank Niaga.

Dana yang diserahkan merupakan sumbangan masyarakat yang terhimpun dari rekening Niaga Peduli (korban banjir) nomor 064-01-00081-00-7 yang dibuka Bank Niaga dari tanggal 5 Februari hingga 28 Februari 2007.

Perpustakaan Keliling bagi Anak-anak Korban Gempa di Aceh dan Yogyakarta

Aceh dan Yogyakarta, 24 April 2007 - Bank Niaga bekerjasama dengan Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) melaksanakan program Perpustakaan Keliling (Pusling) selama tahun 2007-2008. Pusling tersebut berkunjung ke Sekolah Dasar di wilayah korban gempa yaitu Aceh dan DI Yogyakata. Dana Program Mobile Child Service yang disalurkan masing-masing senilai Rp82.767.954,74 di Aceh dan Rp92.605.106,86 di Yogyakarta.


Program tersebut memberikan fasilitas Mobile Child Service meliputi penyediaan buku-buku fiksi dan non fiksi, peralatan belajar dan bermain serta kegiatan counseling bagi para siswa pasca trauma.

Bank Niaga, BCHB dan CIMB Group Resmikan Sekolah di Yogyakarta

Yogyakarta, 27 April 2007 - Bank Niaga, Bumiputra-Commerce Holding Berhad (BCHB) dan CIMB Group menyerahkan bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Glagah I yang sebelumnya rusak akibat gempa dan saat ini telah selesai pembangunannya kepada Walikota Yogyakarta, H. Herry Zudianto.


Bangunan sekolah dua lantai yang dilengkapi Perpustakaan dengan lebih dari 1.000 buku dan Laboratorium dengan 12 unit komputer yang total pembiayaannya senilai Rp 1.909.435.323,- ini terletak di Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH, Janturan, Umbulharja, Yogyakarta, selanjutnya digunakan untuk proses belajar mengajar bagi 330 siswa.


Peresmian SDN Glagah I ditandai dengan penanda-tanganan Prasasti oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X yang diwakili oleh Suhartuti Soetopo, Asisten Sekretaris Daerah bidang Fasilitasi dan Investasi serta pemotongan rangkaian bunga melati oleh Dato’ Moh. Shukri Hussin, Presiden Komisaris Bank Niaga.

Bank Niaga Serahkan Hadiah “UNICEF Award for Indonesian Young Writer”

Jakarta, 15 Mei 2007 - Bank Niaga berpartisipasi pada program UNICEF yang dilaksanakan bekerjasama dengan Depdiknas, YKAI dan Tim Muda Harian Kompas yaitu UNICEF Award for Indonesian Young Writer dengan tema: “Laki dan Perempuan, Sederajatkah ?”.


Bank Niaga menyerahkan hadiah Tabungan Bunga Harian kepada 2 Penulis Terbaik dan 18 Penulis Terpilih sebesar total Rp 14,5 juta.


Penghargaan ini bertujuan untuk merangsang tumbuhnya penulis muda berbakat tingkat SLTP dan SLTA dimana tahun 2007 ini diikuti oleh 1.700 siswa dari 33 propinsi di seluruh Indonesia

Bank Niaga Sumbang Pembangunan Universitas Al Azhar

Jakarta, 9 Juli 2007 - Bank Niaga kembali menyalurkan sumbangan sebesar Rp 500 juta bagi pembangunan Universitas Al Azhar Indonesia menyusul sumbangan yang pernah disampaikan sebelumnya sebesar Rp 1 milyar di tahun 2005.


Sumbangan ini merupakan wujud tanggung-jawab sosial Bank Niaga pada pengembangan dunia pendidikan khususnya pada tingkat Universitas.


Nama “NIAGA” diabadikan menjadi nama salah satu ruang pertemuan pada Universitas tersebut.


Bank Niaga Selenggarakan Donor Darah “Niaga Peduli Sesama”

Jakarta, 12 Juli 2007 – Bank Niaga kembali bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia DKI Jakarta, menyelenggarakan kegiatan donor darah dengan tema ”Niaga Peduli Sesama” serentak di 3 kantor Bank Niaga di Jakarta dan Tangerang. Kegiatan yang merupakan aktivitas tahunan kelima di tahun 2007 ini diikuti oleh manajemen, karyawan dan masyarakat dengan total pendonor mencapai 544 orang.


Kunjungan Bank Niaga ke Aceh bersama UNICEF

Aceh, 18 Juli 2007 - Bank Niaga memenuhi undangan UNICEF pada acara Back to School dengan mengunjungi wilayah Aceh sebagai bagian dari pertanggung-jawaban UNICEF kepada para corporate donors pada program rehabilitasi Aceh yang dilaksanakan UNICEF.


Bank Niaga menyalurkan sumbangan melalui UNICEF senilai Rp 1 milyar untuk membangun sekolah yang hancur akibat gempa dan dana tersebut dialokasikan untuk membangun sekolah Muhammadiyah 1 dan 2 di Banda Aceh yang telah diresmikan tanggal 18 September 2006 lalu.


Bank Niaga Serahkan Hadiah Pemenang “UNICEF Award for Indonesian Young Leaders”

Jakarta, 23 Juli 2007 - Bank Niaga berpartisipasi pada program UNICEF Award for Indonesian Young Leaders yang diselenggarakan oleh UNICEF bekerjasama dengan Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan.


Partisipasi Bank Niaga pada program ini sejak tahun 2004, diberikan dalam bentuk hadiah Tabungan senilai total Rp 15 juta kepada 3 orang pemenang.


UNICEF Award for Indonesian Young Leaders bertujuan untuk merangsang tumbuhnya pemimpin muda melalui seleksi siswa-siswi tingkat SLTP dan SLTA seluruh Indonesia yang aktif dalam memimpin organisasi di daerahnya.


Bank Niaga Menyerahkan Bantuan Beasiswa di Bantul, Yogyakarta

Bantul, 4 September 2007 - Bank Niaga kembali menyerahkan bantuan pendidikan berupa beasiswa kepada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Umum (SMU) di wilayah gempa Bantul, Yogyakarta senilai Rp 120.000.000,-. Program beasiswa tersebut diberikan kepada total 100 siswa SMP dan SMU yang berprestasi namun kurang mampu yang diserahkan melalui Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) Bantul, Yogyakarta. Beasiswa tersebut akan digunakan untuk pembayaran uang sekolah dan buku-buku pelajaran bagi para siswa selama satu tahun (2007-2008).


Bank Niaga Memberikan Bantuan berupa Mobiltech untuk Anak Sekolah Dasar di Bantul

Bantul, 4 September 2007 – Pada saat yang sama Bank Niaga juga menyerahkan bantuan berupa Perpustakaan Keliling (Pusling) yang berisi buku-buku bacaan bermutu yang dilengkapi dengan fasilitas laptop, printer dan internet yang merupakan pengembangan konsep Mobile Information, Technology & Communication for Children (Mobitech) melalui Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) senilai Rp 115.000.000,- untuk selama 2007-2008.


Mobitech bertujuan untuk memperkenalkan dan meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan wawasan mengenai teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) yang aman bagi anak serta pemerataan pendidikan, agar anak mampu menghadapi tantangan dan persaingan global. Pusling Mobitech mengunjungi sekolah-sekolah dasar yang fasilitasnya sangat minim di wilayah Bantul untuk memberikan kesempatan bagi para siswa dalam menyerap informasi dan mengembangkan wawasan berpikirnya.


Bank Niaga Menyumbangkan Buku Pelajaran

Jakarta, 11 September 2007 – Pada acara kolaborasi seni yang menjadi puncak acara Olympi Niaga sebagai rangkaian dari kegiatan Ulang Tahun Bank Niaga ke 52, Bank Niaga menyerahkan bantuan Buku Tulis yang merupakan sumbangan dari seluruh karyawan Bank Niaga sebanyak 1.736 buku untuk anak-anak yang membutuhkan. Bantuan diserahkan secara simbolis oleh Bp. Hashemi Albakri, CEO melalui Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) yang diterima oleh Ibu Winarti Sukaesih, Direktur Eksekutif YKAI.


Bank Niaga Berbagi Berkah Ramadhan dengan Anak Yatim

Jakarta, 27 September 2007 – Bank Niaga menyelenggarakan program berbuka puasa bersama dan menyerahkan bantuan kepada lebih dari 300 anak yatim piatu yang berasal dari empat yayasan di Jakarta senilai total Rp 209.800.0000,- serta sumbangan dari karyawan Bank Niaga berupa makanan kering dan susu kaleng yang disesuaikan dengan kebutuhan anak yatim piatu tersebut.


Bank Niaga Menyelenggarakan Sahur on the Road

Jakarta, 5 Oktober 2007 – Bank Niaga melaksanakan kegiatan Sahur on the Road ke panti asuhan dan panti jompo di wilayah Jakarta Timur. Selain diisi dengan sahur bersama, Bank Niaga juga menyerahkan bantuan dalam bentuk bahan makanan senilai Rp 25.000.000,-.


Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Sumber : http://www.bankmega.com/corsec/tjsp.php


Di Indonesia, Corporate Social Responsibility ( CSR ) merupakan konsep baru dalam tata kelola perusahaan. Seiring kesadaran akan pentingnya pelaksanaan CSR di dunia perbankan, CSR menjadi salah satu bagian dari implementasi Good Corporate Governance (GCG) industri perbankan yang diatur dalam Arsitektur Perbankan Indonesia.

Secara konseptual, penekanan CSR lebih pada program-program peningkatan kualitas hidup secara berkelanjutan. Bank Dunia mendefinisikan, CSR adalah komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelan-jutan, melalui kerjasama dengan para pegawai serta perwakilan, keluarga, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas hidup, dengan cara-cara yang bermanfaat baik bagi bisnis maupun untuk pembangunan.


Sesuai dengan definisi yang dikemukakan oleh Prince of Wales International Business Forum pada tahun 2006, CSR memiliki beberapa pilar. Satu, building human capital. Pilar ini menyangkut kemampuan perusahaan untuk memiliki dukungan dari internal berupa SDM yang handal dan eksternal yaitu masyarakat sekitar. Dua, strengthening economies menyangkut upaya pemberdayaan ekonomi komunitas. Tiga, assesing social cohession, perusahaan harus menjaga keharmonisan dengan masyarakat sekitar agar tidak menimbulkan konflik. Empat, encouraging good governance, yaitu pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik. Lima, protecting the environment.


Pilar ini mengharuskan perusahaan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Dengan demikian, CSR tidak sekedar bergerak di luar lingkungan perusahaan saja melainkan juga bergerak di dalam perusahaan meliputi tiga aktifitas yang tidak bisa dipisahkan yaitu, pertama, ditempat kerja mencakup keselamatan kerja, bantuan bagi pegawai yang mengalami musibah, fasilitas kesehatan, dana pensiun, soft loan, pengembangan skill pegawai dan kepemilikan saham. Kedua, menyangkut komunitas atau sosial yang bisa dilakukan dengan memberikan beasiswa dan melakukan pemberdayaan ekonomi secara berkelanjutan. Ketiga, berkaitan dengan lingkungan dimana perusahaan harus menjaga kelestarian lingkungan dan melakukan proses produksi yang ramah lingkungan.


Menyadari akan arti pentingnya CSR, Bank Mega juga terus berupaya mengimplementasikan CSR sebagai bagian dari penerapan Good Corporate Governance. Bank Mega telah melaksanakan berbagai kegiatan yang terbagi dalam dua kelompok program yaitu :


A. Program Internal


Implementasi Corporate Social Responsibility lebih ditekankan pada program jangka panjang. Berbagai pelatihan yang ditujukan untuk meningkatkan skill pegawai menjadi fokus dalam pelaksanaan program. Secara garis besar, terdapat tiga program pelatihan yang secara rutin dilaksanakan tiap tahun yaitu:


1. Program Pendidikan Khusus (PRODIKSUS)


Program pendidikan ini merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pegawai baik skill m aupun knowledge . Program ini merupakan program jangka panjang secara konsisten pegawai yang mengikuti akan diberikan pendidikan intensif selama maksimal 2 tahun. Salah satu pendidikan yang masuk dalam program ini adalah EMBA ( Executive Master of Business Administration ) bekerja sama dengan Asian Institute of Management (AIM) Philipines. Peserta pendidikan dipersiapkan untuk menduduki jabatan eksekutif.


Selain EMBA, Bank Mega juga memiliki program Officer Development Program (ODP). Yaitu, pelatihan dan pengembangan yang berhubungan dengan suksesi dan pembentukan future leader. Sementara, untuk kesiapan SDM yang mendukung perluasan jaringan kantor, Bank Mega memiliki program Customer Services and Teller Program (CSTP) dan Frontliners Transformation Program (FTP).


2. In House Training Programs


Program pelatihan yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan pegawai dalam melakukan tugas yang dijalankan. Program ini diusulkan oleh masing-masing unit kerja dengan materi yang terkait dengan kegiatan unit kerja tersebut. Kompetensi yang mencakup ketrampilan, pengetahuan dan sikap yang tepat yang harus dimiliki oleh Sumber Daya Manusia merupakan syarat mutlak dicapainya tujuan perusahaan, titik berat diberikan pada pencapaian produktivitas, efektifitas dan efisiensi di segala bidang.


3. Program Kebersamaan Pegawai


Secara rutin, Bank Mega juga menyelenggarakan kegiatan pengembangan diri non formal lain seperti Program Mega Berbagi sebagai suatu wujud kepedulian dan tanggung jawab sosial organisasi kepada pegawai dan masyarakat luas. Pada program ini seluruh pegawai Bank Mega baik di Kantor Pusat maupun kantor cabang berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan.


Untuk menyelaraskan kehidupan organisasi dengan kebutuhan spiritual pribadi, sejak beberapa tahun terakhir telah terbentuk dan berkembang dengan baik kegiatan-kegiatan kerohanian baik ROHIS bagi pegawai Muslim maupun Persekutuan Doa bagi pegawai Kristiani. Semua kegiatan tersebut secara penuh didukung oleh perusahaan.


Untuk menyalurkan aspirasi dan rekreasi di bidang olah raga, serta kebersamaan pegawai, di Bank Mega juga tersedia wadah yaitu Mega Club sebagai ruang pembinaan kegiatan-kegiatan olah raga dan rekreasi. Tujuan dari wadah ini selain untuk memupuk rasa persaudaraan sekaligus untuk menjaga tingkat kebugaran pegawai. Salah satu kegiatan yang secara rutin diselenggarakan adalah peringatan hari kemerdekaan �Mega Merdeka�. Kegiatan ini berupa pertandingan/perlombaan seni dan olah raga yang melibatkan seluruh pegawai di Kantor Pusat, Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu seluruh Indonesia.


4. Peningkatan Kesejahteraan Pegawai


Sejak awal, Bank Mega terus berupaya memberikan imbal balik maksimal atas kinerja yang telah dilakukan oleh pegawai. Peningkatan kesejahteraan pegawai selalu menjadi perhatian Bank Mega. Untuk itu, selain gaji pokok, Bank Mega juga memberikan berbagai fasilitas kesejahteraan lain kepada pegawai seperti tunjangan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), tunjangan kesehatan, tunjangan transportasi, tunjangan hari raya, tunjangan jabatan, makan siang dan pemberian upah lembur.


B. Program Kemanusiaan


Sebagai bentuk eksistensi perusahaan sekaligus wujud tanggung jawab Bank Mega terhadap lingkungan sekitar, Mega Peduli menyelenggarakan berbagai kegiatan yang masuk dalam kategori Program kemanusiaan di antaranya:


1. Program Donor Darah


Selama tahun 2006, Bank Mega telah melaksanakan Program Donor Darah bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) sebanyak dua kali yang mengambil lokasi di Menara Bank Mega. Pada kedua pelaksanaan Progam Donor Darah ini, Direksi ikut berpartisipasi sebagai pendonor pertama. Secara serentak donor darah juga dilaksanakan di kantor cabang di seluruh Indonesia.


2. Bantuan Sosial


Sebagai wujud kepedulian Bank Mega terhadap kondisi masyarakat sekitar, Bank Mega selalu berpartisipasi dengan memberikan bantuan dalam berbagai bentuk. Program bantuan ini merupakan program tetap yang realisasinya dilakukan pada bulan Ramadhan.


Selama tahun 2006, Bank Mega melalui Mega Berbagi telah melaksanakan program selama tiga kali. Tujuan kegiatan tersebut adalah memupuk kepedulian dan komitmen seluruh Manajemen dan pegawai Bank Mega terhadap tanggung jawab sosial dan kemasyarakatan, khususnya terhadap masyarakat/penduduk/rakyat yang kurang mampu antara lain: yatim piatu (Panti Asuhan), orang tua jompo (Panti Werda), tuna wisma, orang cacat, dan sebagainya yang berada di sekitar unit kerja dan atau di sekitar Kantor Cabang/Kantor Cabang Pembantu/Kantor Kas Bank Mega di seluruh Indonesia.


3. Taman Bermain


Sebagai bentuk kepedulian sosial di lingkungan perusahaan, Bank Mega bekerjasama dengan Trans TV mendirikan Taman Bermain yang berlokasi di belakang Menara Bank Mega. Dalam waktu dekat, di lokasi yang sama Bank Mega akan mendirikan Taman Bacaan untuk anak SD dan SMP. Kegiatan tersebut ditujukan untuk meningkatkan minat baca mereka.


Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) telah menjadi komitmen Bank Mega sejak awal. Komitmen ini tumbuh bukan sebagai suatu kewajiban, tetapi lebih karena ini merupakan bagian yang sudah melekat dan tak terpisahkan dari Bank Mega.


OT Peduli Banjir

Tanggal : Maret 2007
Sumber : http://www.ot.co.id/social.html


Bencana banjir kembali melanda Ibu Kota pada tanggal 2 Februari 2007, yang mengakibatkan lumpuhnya sebagian besar aktivitas di Ibu Kota Jakarta, sehingga menimbulkan kerugian yang sangat besar. Dibandingkan dengan bencana banjir yang terjadi pada tahun 2002, bencana pada tahun ini lebih besar karena hampir meliputi seluruh wilayah Jakarta.

Melihat hal tersebut, menunjukkan kepedulian terhadap masyarakat korban banjir dengan membentuk POSKO PEDULI. Aktivitas yang dilakukan pada POSKO PEDULI ini antara lain : pengevakuasian terhadap karyawan dan keluarganya yang terjebak banjir, membagikan sumbangan bahan makanan (produk-produk ) dan obat-obatan langsung ke tempat korban banjir.

Bantuan dikirimkan ke 97 titik diantaranya : Pejaten Timur, Ciledug, Kelapa Gading, Jelambar, Tomang, Rawa Buaya, Bojong Indah, Cipinang, dan wilayah-wilayah lainnya dengan total bantuan sebesar Rp. 650.000.000,-Produk yang dibagikan antara lain : Mie Kare, Mie Selera Rakyat, Mio Toping, Mio Wafer, HoneySoft, Formula, dan OKB. Kegiatan Peduli ini diharapkan, dapat membantu dan meringankan beban para korban banjir.

Indonesia Belajar

Sumber : http://www.indosat.com/community_development


Berangkat dari pemikiran bahwa generasi muda merupakan tulang punggung masa depan bangsa, sejak tahun 2004 Indosat melaksanakan program CSR yang berfokus pada pendidikan dengan tema INDONESIA BELAJAR. Pendidikan dipilih dengan latar belakang kondisi masyarakat Indonesia yang menurut statistik dan hasil penelitian masih tertinggal jauh dengan negara lain. Padahal kunci peningkatan kualitas kehidupan bangsa terletak pada kualitas pendidikan masyarakatnya, khususnya generasi muda, untuk dapat meraih masa depan yang lebih baik.

Di samping itu, dengan makin berkembangnya program CSR bidang pendidikan, Indosat mulai berupaya membantu masyarakat di bidang yang lain, yaitu kesehatan. Tingkat kesehatan ibu dan anak dirasa sudah semakin memprihatinkan, khususnya di daerah-daerah terpencil. Oleh sebab itulah, Indosat mulai tahun 2007 mengembangkan program CSR di bidang ini melalui payung program Indonesia Sehat.


Kegiatan cepat tanggap Indosat untuk membantu masyarakat juga menjadi bagian dari program CSR Indosat. Di bawah payung Indosat Peduli, perusahaan berupaya memberikan bantuan sosial, pendidikan dan kesehatan yang bersifat filantropis kepada masyarakat yang membutuhkan. Di samping itu kegiatan cepat tanggap untuk membantu masyarakat di wilayah bencana telah dilaksanakan sejak dulu antara lain dalam bentuk bantuan makanan, pakaian dan kebutuhan primer lainnya, maupun dukungan telekomunikasi gratis bagi para korban. Indosat selalu berupaya untuk hadir dan membantu masyarakat, membantu masyarakat, seperti pada saat terjadi bencana tsunami di Aceh, tsunami di Pangandaran Ciamis, gempa di Yogya, Padang dan Bengkulu, banjir di Jakarta, Morowali, serta bencana di tempat-tempat lain.


Sedangkan program CSR yang mengajak pelanggan Indosat untuk berpartisipasi langsung ada di bawah payung program Berbagi Bersama Indosat. Lewat program ini pelanggan dapat menyalurkan bantuan atau donasinya kepada masyarakat yagn tidak mampu atau yang terkena musibah melalui pengiriman sms atau kegiatan lainnya.


Program yang telah dilakukan diatas akan terus berjalan dan ditingkatkan kualitasnya. Seluruh program CSR yang dilaksanakan oleh Indosat akan terus dievaluasi secara berkala agar betul-betul dapat memberikan manfaat kepada masyarakat sesuai visi CSR Indosat berlangsung dengan baik dan mendapat sambutan yang hangat dari masyarakat khususnya kalangan dunia pendidikan, karena betapapun besarnya masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia, maka setiap langkah nyata seperti yang dilakukan Indosat merupakan tahapan yang berarti untuk menuju masa depan yang lebih baik.


05 Maret 2008

Pengelolaan Lingkungan Hidup

Sumber : http://www.antam.com/News/Publications/AR/annual%20report%202004/ind/11_comdev/3.htm


PKP Antam menyebutkan bahwa perusahaan berupaya menggunakan sistem, metode, peralatan, bahan yang memiliki dampak negatif paling minimal bagi lingkungan dalam setiap kegiatan pertambangan.


Di dalam pengelolaan lingkungan hidup, Antam wajib mematuhi peraturan perundangan tentang lingkungan hidup yang berlaku, termasukan menjadikan praktek terbaik internasional sebagai rujukan. Hal ini dicapai diantaranya dengan mengurangi limbah, emisi dan penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) serta melalui pengelolaan lingkungan secara efektif dan efisien.


Dua unit bisnis utama perusahaan yakni UBP Nikel Pomalaa dan UBP Emas Pongkor telah mendapatkan sertifikasi manajemen lingkungan berakreditasi internasional ISO14001. Selain itu, kedua unit bisnis utama perusahaan tersebut juga mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Penilaian PROPER didasarkan pada penerapan beberapa peraturan pengendalian pencemaran air, udara, pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun, sistem manajemen lingkungan perusahaan, manajemen penggunaan sumber daya oleh perusahaan serta hubungan dengan masyarakat sekitar, termasuk upaya pengembangan masyarakat. UBP Nikel Pomalaa memperoleh peringkat Merah sementara UBP Emas Pongkor mendapat peringkat Biru dari skala penilaian dengan warna Emas sebagai peringkat terbaik, diikuti warna hijau, biru, merah dan hitam. UBP Nikel Pomalaa memperoleh peringkat Merah karena pihak KLH menilai slag hasil pengolahan feronikel digolongkan sebagai limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Pada kenyataannya, uji laboratorium terhadap slag nikelyang mencakup uji Karakteristik, TCLP (Toxicity Characteristic Leached Procedure) serta LD-50, menyatakan bahwa slag nikel bukan tergolong limbah B3. Uji ini dapat dilanjutkan dengan uji Kronis yaitu uji pengaruh terhadap sifat karsinogenik, mutagenik dan sebagainya, namun demikian sampai dengan saat ini untuk melaksanakan uji tersebut belum terdapat protokol maupun fasilitas ujinya di Indonesia. Hal inilah yang menjadikan UBP Nikel Operasi Pomalaa memperoleh peringkat Merah. Untuk mengatasi hal tersebut Antam sedang mengupayakan pengkajian bersama dengan KLH. Pada kenyataannya, sejak Antam mengoperasikan pabrik feronikel untuk pertama kali di Pomalaa pada tahun 1976, tidak ada dampak negatif terhadap manusia. Selain itu, slag nikel yang dihasilkan pabrik pengolahan feronikel dengan karakteristik serupa di Jepang tidak dimasukkan dalam kategori limbah B3.


Pada tahun 2004, program kerja pengelolaan lingkungan hidup Antam tetap berfokus pada pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan serta kegiatan rehabilitasi lahan terganggu akibat kegiatan pertambangan. Biaya pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan mencapai Rp22,2 miliar, naik 13% dibandingkan tahun 2003. Untuk tahun 2005, dialokasikan dana sebesar Rp31,7 miliar untuk kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Rencana kegiatan tahun 2005 mencakup kajian terhadap sistem pemantauan lingkungan, rehabilitasi lahan terganggu serta peningkatan efektivitas sistem pemrosesan limbah.


Program rehabilitasi lahan terganggu dilakukan dengan melakukan penataan lahan eks penambangan dan pengembalian overburden, serta penanaman berbagai jenis tanaman kayu dan buah-buahan. Pada tahun 2004, luas rehabilitasi lahan terganggu mencapai 314,84 hektare, atau 114,9% dengan jumlah pengeluaran Rp4,78 miliar. Luas lahan yang direhabilitasi ini 187% lebih besar dibandingkan tahun 2003 menyusul selesainya kegiatan penambangan di Gebe dan adanya rehabilitasi lahan terganggu akibat kegiatan PETI di Pongkor. Semenjak program rehabilitasi lahan terganggu dimulai tahun 1990, total lahan yang telah direhabilitasi mencapai 3.127,96 hektare dengan target rehabilitasi lahan seluas 3.660 hektare pada akhir tahun 2006.


Antam juga melakukan penyisihan kewajiban pengelolaan lingkungan hidup yang mencapai Rp70,95 miliar per 31 Desember 2004. Penyisihan kewajiban pengelolaan lingkungan hidup dimaksudkan untuk menjamin ketersediaan dana bagi program pengelolaan lingkungan hidup dan merupakan komponen biaya diluar biaya operasional rutin tahunan untuk pengelolaan dan pemantauan lingkungan.


Terkait dengan penghentian kegiatan penambangan di Gebe pada akhir tahun 2004, kegiatan rehabilitasi lahan di wilayah ini mencapai 439,17 hektare sampai dengan tahun 2004. Jumlah lahan yang akan direhabilitasi akan tetap berlanjut sampai dengan empat tahun kedepan dengan target luas lahan yang direhabilitasi 647 hektare. Selama pengoperasian tambang nikel Gebe, Antam telah memanfaatkan lahan seluas 762,5 hektare, termasuk untuk fasilitas pendukung seperti jalan, bangunan kantor dan perumahan. Antam tidak akan merehabilitasi lahan yang digunakan untuk fasilitas pendukung tersebut karena akan dimanfaatkan pada periode pasca tambang.


Pengembangan Masyarakat - ANTAM

Sumber : http://www.antam.com/News/Publications/AR/annual%20report%202004/ind/11_comdev/4.htm


Filosofi pengembangan masyarakat Antam yang tercantum dalam PKP adalah bahwa Antam memiliki komitmen untuk berpartisipasi dalam pengembangan masyarakat sekitar kegiatan pertambangan dengan mendayagunakan semua potensi-potensi yang ada di lingkungannya.

Kegiatan pengembangan masyarakat sekitar kegiatan pertambangan dilakukan secara tepat sasaran melalui partisipasi pro aktif perusahaan dan tidak sekedar memberikan bantuan finansial atau fisik semata. Program pengembangan masyarakat selalu disinkronkan dengan program pemerintah setempat atau instansi terkait, dengan tetap memperhatikan sosial budaya masyarakat serta kemampuan unit bisnis.


Pada tahun 2004, Antam mengintensifkan kegiatan pengembangan masyarakat terutama di sekitar wilayah operasional pertambangan, seperti tambang emas Pongkor sebagai bagian dari rencana terpadu mengurangi jumlah pelaku PETI yang beroperasi di Taman Nasional Gunung Halimun yang berdekatan dengan tambang emas Pongkor. Kegiatan PETI pada umumnya di daerah permukaan yang berlokasi di Taman Nasional Gunung Halimun sementara kegiatan penambangan perusahaan merupakan penambangan bawah tanah.


Kegiatan pengembangan masyarakat berupa bantuan pembangunan sarana dan prasarana umum, bantuan bidang pendidikan dan kesehatan maupun pemberian prioritas bagi usahawan lokal dan tenaga kerja setempat untuk menjadi mitra kerja Antam. Antam juga mengadakan pertemuan reguler dengan anggota masyarakat, pemerintah setempat serta lembaga swadaya masyarakat agar bantuan perusahaan lebih terarah serta untuk mendapatkan masukan dari masyarakat atas program pengembangan masyarakat yang dilakukan perusahaan.


Pada tahun 2004, kegiatan budidaya kacang tanah di Kecamatan Nanggung, Bogor, Jawa Barat yang berada di dekat tambang emas Pongkor telah mulai berproduksi dan hasil produksi tersebut diterima oleh salah satu produsen makanan ringan yang cukup besar di Indonesia. Program yang dirintis pada tahun 2003 ini melibatkan kelompok petani dengan jumlah anggota lebih dari 120 orang. Antam juga membantu mendirikan sentra industri kerajinan di daerah Bogor, Jawa Barat sebagai wadah para perajin mengembangkan usahanya.


Selama tahun 2004, biaya kegiatan pengembangan masyarakat naik 37% dibandingkan tahun 2003 mencapai Rp15,2 miliar. Antam mengalokasikan Rp16,6 miliar untuk kegiatan pengembangan masyarakat pada tahun 2005. Perusahaan juga menyalurkan dana bantuan pinjaman modal melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) sebesar Rp4,2 miliar. Melalui PKBL, Antam membina 630 mitra binaan, naik 175% dibandingkan jumlah mitra binaan pada tahun 2003 sebanyak 360 mitra binaan. Dana program PKBL disisihkan dari 1% laba bersih perusahaan.


Antam turut berpartisipasi dalam upaya meringankan beban para korban gempa dan gelombang tsunami yang terjadi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatera Utara, dengan mengirimkan bantuan materi, obat-obatan, tim kesehatan dan tim pengadaan air bersih. Partisipasi ini diwujudkan dengan mengirimkan satu tim pengeboran untuk membantu pengadaan air bersih dan sumbangan uang. Tim pengeboran mengoperasikan satu mesin bor yang mampu membuat sumur artesis dengan kedalaman 100 m, serta memasang 20 mesin pompa air (water jet pump) serta kelengkapan sarana air bersih lainnya.



Pertambangan Tanpa Ijin (PETI)


Kegiatan PETI merupakan salah satu risiko operasional perusahaan yang dapat berdampak pada penurunan pendapatan perusahaan, mempersingkat umur tambang, serta adanya kerusakan dan pencemaran lingkungan. Risiko PETI ini hanya dialami untuk bisnis komoditas emas.


Pada tanggal 2 Maret 2004 terjadi insiden asap yang diperkirakan berasal dari lubang PETI yang berdekatan dengan salah satu lubang di urat Kubang Cicau. Asap tebal yang diperkirakan berasal dari lubang PETI ini kemudian masuk ke lubang operasi Antam dan menyebabkan 11 orang pelaku PETI meninggal dunia serta satu orang karyawan Antam yang berusaha menolong PETI tersebut. Dalam kejadian ini, perusahaan turut membantu evakuasi dan pengurusan jenazah para korban, termasuk para pelaku PETI.


Menyusul musibah ini, Antam telah meningkatkan prosedur maupun peralatan keselamatan di lokasi tambang, diantaranya dengan memasang tambahan dua main blowers enam detektor gas, serta menutup akses PETI yang berhubungan dengan vein Kubang Cicau secara permanen. Pelaku PETI di Pongkor berjumlah 100-200 orang, turun drastis dibandingkan ribuan orang yang beroperasi sekitar tahun 1998-1999. Antam juga kembali mengintensifkan program-program pemberdayaan masyarakat, dengan pemikiran bahwa kerja sama yang baik dengan masyarakat setempat akan dapat menyelesaikan permasalahan PETI yang berkaitan dengan masalah sosial ekonomi. Selain itu Antam juga meningkatkan upaya penertiban pelaku PETI secara terpadu dan berkoordinasi dengan berbagai pihak yang terkait seperti aparat keamanan, tokoh masyarakat, pemerintah daerah serta kerja sama dengan masyarakat sekitar.


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Dalam PKP Antam memperlihatkan bahwa perusahaan memiliki komitmen tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan serta lingkungan kerja. Antam mengembangkan dan menerapkan suatu sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan dengan mengacu kepada peraturan perundangan dan standar yang berlaku dan memastikan semua tahapan kegiatan pertambangan dari tahap perencanaan, operasi dan pasca operasi memenuhi peraturan perundangan dan standar tersebut. Antam berusaha untuk mencapai kecelakaan nihil pada setiap unit kerja dan Antam memiliki catatan angka keselamatan dan kesehatan kerja yang cukup baik baik bagi karyawan maupun kontraktor. Bab 11 PKP mencantumkan bahwa Antam memberikan pelayanan kesehatan berupa promotif (mempertahankan kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif (pemulihan) bagi pegawai dan keluarganya.

Walaupun standar K3 tersebut memiliki sasaran kecelakaan nihil, sebagai industri yang memiliki faktor risiko kerja tinggi, pada tahun 2004 terjadi satu kecelakaan berakibat fatal. Musibah tersebut menimpa Sdr. Mahdi (alm) karyawan PT Hazama– Murinda Jo subkontraktor pada proyek FeNi III yang terjatuh pada saat melakukan pekerjaan pemasangan tiang penyangga (rafter) dan mengakibatkan saudara Mahdi meninggal dunia. Antam menyatakan prihatin dan menyampaikan rasa duka yang sedalam-dalamnya.


Pada tahun 2004, Antam kembali memperoleh penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral melalui UBP Nikel Operasi Pomalaa, UBP Emas Pongkor, UBPP Logam Mulia, serta UP Pasir Besi.


CSR dan PKBM

Sumber : http://ayobangkitindonesiaku.wordpress.com/2007/12/03/csr-dan-pkbm/


CSR atau corporate social responsibility memiliki peranan penting pada saat kondisi bangsa Indonesia mengalami keterpurukan dan keterbelakangan di berbagai bidang. Banyak cara bagi perusahaan-perusahaan atau pengusaha secara pribadi untuk andil dalam membangun bangsa dan negaranya di tengah kekurang-mampuan pemerintah dalam mengelola bangsa dan negaranya.


Tanggung jawab sosial perusahaan harus diarahkan untuk meningkatkan kemampuan atau potensi masyarakat agar lebih mandiri dan punya daya tahan dalam kehidupannya. Bantuan bukan berupa ikan tapi kail untuk mempertahankan hidupnya, artinya bantuan yang diberikan bukan berupa uang untuk konsumsi tapi berupa modal kerja, pendidikan dan pelatihan.


Hal yang akan dibahas dalam artikel ini adalah tanggung jawab sosial perusahaan dalam membantu pendidikan bagi masyarakat kurang mampu. Pendidikan harus mendapat perhatian yang lebih bagi siapapun termasuk perusahaan karena pendidikan merupakan investasi kemajuan bangsa di masa mendatang.

Kebutuhan akan pendidikan bagi masyarakat kurang mampu harus segera dipenuhi, sebab pendidikan mampu mengaktifkan peran masyarakat dalam pembangunan dan ikut menjaga hasil pembangunan. Pendidikan bagi masyarakat kurang mampu biasanya berupa pendidikan non formal yang diselenggarakan di lingkungan masyarakat, pendidikan kesetaraan tingkat SD, SMP dan SMA serta diklat untuk keahlian tertentu.


Program pemerintah untuk pendidikan non formal untuk saat ini adalah PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), yang menjadi program unggulan untuk meningkatkan IPM Indonesia agar lebih baik dari tahun sebelumnya.


Definisi menurut Ditjen Pendidikan Non Formal Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah suatu wadah berbagai kegiatan pembelajaran masyarakat diarahkan pada pemberdayaan potensi untuk menggerakkan pembangunan di bidang sosial, ekonomi dan budaya.


Sedangkan tujuan PKBM adalah memperluas kesempatan warga masyarakat, khususnya yang tidak mampu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan bekerja mencari nafkah. Dalam upaya menyamakan persepsi dan menyelaraskan penyelenggaraan PKBM, dengan ide dasar PKBM sebagai pusat kegiatan pendidikan luar sekolah, PKBM yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kepentingan dan kemampuan masyarakat, maka perlu dikembangkan alat ukur kelayakan penyelenggaraan PKBM.


Di PKBM masyarakat bisa belajar apa saja, diantaranya belajar baca tulis aksara latin, aksara arab atau belajar sesuai dengan kebutuhan serta minat dari peserta didik, pembelajaran untuk memberdayakan masyarakat sesuai lingkungan, misalnya kursus menjahit, komputer, cara mengolah tanah yang baik, cara menanam yang baik, beternak unggas dan sebagainya.


Perusahaan-perusahaan dan pengusaha-pengusaha kaya di seluruh Indonesia harus dengan tulus menerima program CSR demi kemajuan bangsa, walaupun sudah pula membayar pajak. Seandainya kesadaran itu diwujudkan dengan membangun PKBM beserta kelengkapannya sungguh suatu hal yang sangat mulia. Ayo Bangkit Pendidikan Indonesia…!!!


Environment and Community

Sumber :
http://www.indocement.co.id/v3/environment.asp


Indocement responded to several disasters by undertaking relief missions to aid victims of the Yogyakarta and Central Java earthquake, tsunami in Pangandaran, West Java and wild fires which razed three villages in South Kalimantan among other stricken areas in 2006.


Education and healthcare services for the young remain a key focus of Indocement’s CSR initiatives as it made substantial contributions to build schools, an ambulance and a mobile clinic in 2006 as a realization of its 30th anniversary commemorative program.


Indocement continues to pursue its business interests in a way that promotes sustainable development, wholesome communities and a friendly environment.


In order to realize this vision, Indocement undertakes a wide range of Corporate Social Responsibility(CSR) activities which, among other things, promote education, empower local economies, support local infrastructures, donate to social causes, help stricken communities and maintain ecological balance through environmental protection and conservation.


A CSR activity that was completed in 2006 as part of Indocement’s 30th anniversary celebration in 2005 was the ‘Joint Projects for the Community’ that Indocement undertook with its suppliers and business partners, that saw the construction, renovation and refurbishment of several public schools in the villages of Citeureup, Cirebon and Tarjun, enabling the students to enjoy their brand new and well-equipped schools.


In maintaining ecological balance, Indocement adheres to responsible manufacturing practices at all times, constantly monitoring dust particles emission, noise emission, as well as greenhouse gas emission within the Clean Development Mechanism under the Kyoto Protocol framework. Indocement continues to innovate with the use of renewable energy sources to reduce our dependence on non-renewable, fossil fuels. We are currently in the process of exploring the possibility of harnessing renewable sources of energy with our surrounding communities.


In contributing to social progress, Indocement is committed to improve the welfare of communities by supporting education, healthcare and various social and economic needs. Through its community development programs in 2006, in addition to the school projects in Cirebon and Citeureup, Indocement donated an ambulance and a mobile clinic to public health service providers in Tarjun. Indocement CSR initiatives also extend beyond its immediate communities, providing relief aids to those who suffered from natural disasters from earthquakes to floods and tsunamis, which of late have been striking many parts of Indonesia in increasing frequencies.




Social Responsibility Programs in Indonesia

Sumber : http://www.banpu.co.th/eng/social/program6.php

Since the start of its operation in Indonesia for more than a decade, Banpu has given a priority to social and environmental responsibilities in this country. With the same principle and practice as its parent company in Bangkok, Thailand, Banpu’s Indonesian coal mines namely, Bontang, Kitadin, Jorong and Trubaindo, have committed to community development so as to upgrade the quality of life of those living surrounding the mining areas where we operate since we want the society to grow hands in hands with us following our believe that
“An industry will grow in tandem with social and environmental development.

In Indonesia, the community development programs at all mine sites are focusing on social development; economic development; environmental protection; and community relations in which local people are allowed
to participate in the entire process ranging from the planning to the implementation process. The Community Consultative Committee (CCC) comprising of representatives of local people in the area, officials from local authorities and Banpu’s community development staffs has been established at each mine site responsible for resolving their community’s problems with an aim to provide assistance that responds to community real needs as much as possible.

In a bid to strengthen the efficiency of community development programs and community development agencies, the Community Development Policy for Indonesian coal operations has been launched since early 2007. The policy was set by integrating with Banpu Spirit to ensure that the concept of community development goes harmoniously with our Banpu Spirit - Innovation, Integrity, Care and Synergy.



Community Development Programs at Indonesian Mine Sites

The community development programs at each mine site in Indonesia are aimed to give the communities
a better condition base on their active participation and needs in order to “Go Together,” “Grow Together,”
and “Sustain for Life.” The programs can be defined as followings:

Social Development:
Health improvement and medical care; Education improvement
(scholarship, transportation for school children, support on school’s equipment and teachers honorarium); local art and culture preservation

Economic Development: Ex-mine lands and other vacant lands for agriculture and fishery livestocks such as goat and duck husbandry, small scale irrigation improvement for havesting

Environmental Protection: Bare lands revitalization and rehabilitation; Community road improvement and construction

Community Relation: Local government’s office building improvement; Support on religious anniversary days and circumstance programs; Donation for youth organization and others for several annual activities